Slow traveling adalah filosofi baru dalam dunia petualangan: alih-alih berburu checklist destinasi, traveler memilih untuk menetap lebih lama di satu kota atau wilayah. Konsep ini menekankan pada kualitas, bukan kuantitas—meresapi ritme lokal, membangun koneksi dengan masyarakat setempat, bahkan ikut dalam kegiatan harian mereka.
Keuntungan slow traveling dibanding liburan biasa
-
Lebih hemat dan minim stress karena tidak terburu-buru pindah tempat
-
Mampu membangun hubungan personal dengan warga lokal
-
Mendapat insight kehidupan yang biasanya luput oleh wisatawan konvensional
-
Punya kesempatan eksplorasi hidden gems, sudut kota yang jarang dikunjungi turis
-
Lebih ramah lingkungan, karena mengurangi mobilitas dan jejak karbon perjalanan
Cara menjalani slow traveling yang otentik
-
Pilih satu kota, desa, atau pulau untuk diinapi minimal satu minggu
-
Cari akomodasi homestay atau apartemen, bukan hotel internasional
-
Pelajari bahasa dan kebiasaan harian, coba hidup seperti warga asli
-
Ikut kelas memasak lokal, volunteer di kegiatan desa, atau jadi pelanggan warung kopi
-
Dokumentasikan perjalanan dalam bentuk jurnal atau blog—bukan sekadar foto Instagram
Inspirasi destinasi untuk slow traveling di Indonesia
-
Ruteng, Flores: Tinggal di desa adat, bantu petani kopi, ikut panen padi, atau belajar tenun dari ibu-ibu lokal
-
Bukittinggi, Sumatera Barat: Ikut ronda malam, belajar meracik rendang asli, dan jadi bagian komunitas seni Randai
-
Ambarawa, Jawa Tengah: Temani petani tembakau atau sukarelawan di museum kereta tua
-
Kampung Melayu, Pontianak: Menyatu dengan tradisi sungai, belajar silat Melayu, dan kuliner pagi di pasar apung
-
Bau-Bau, Buton: Hidup bersama keluarga penenun kain Buton, menjelajahi benteng dan belajar sejarah lokal
Slow traveling sebagai “reset” hidup dan cara baru memaknai perjalanan
Di dunia yang serba cepat, slow traveling menawarkan pelarian ke kedalaman makna dan keaslian. Bukan sekadar jalan-jalan, tapi perjalanan untuk tumbuh sebagai manusia, belajar menghargai perbedaan, dan membawa pulang cerita yang benar-benar baru. Siap mencoba slow traveling di perjalanan berikutnya?