Semua bermula dari buku catatan tua di perpustakaan desa. Ada peta kasar, sketsa batu besar, dan kisah warga tentang “kota batu” yang katanya hilang di balik hutan. Di situlah keinginan ini tumbuh: bukan cuma jalan-jalan, tapi jadi bagian dari cerita yang belum selesai—mencari jejak kota hilang di pedalaman Indonesia.
Riset, Insting, dan Sedikit Nekat
Beda dari perjalanan biasa, ekspedisi seperti ini perlu riset ekstra dan keberanian menembus wilayah tanpa petunjuk jelas. Tim kecil kami mengumpulkan info dari warga lokal, membaca jurnal arkeologi, lalu bermodal peta, kompas, dan kamera, kami memulai perjalanan ke daerah yang bahkan belum masuk radar wisata digital.
Menembus Alam, Menemukan Cerita
Medan perjalanan tidak mudah—melewati hutan sekunder, menyeberang sungai kecil, dan mendaki bukit batu tanpa jalur resmi. Namun justru di situ letak magisnya:
Di sebuah lembah sunyi, kami temukan struktur batu tersusun simetris, mirip fondasi bangunan kuno. Tak ada plang nama, hanya ukiran samar dan sisa gerabah yang jadi saksi bisu masa lalu.
Bersama warga setempat, kami mendengar kisah lisan tentang perdagangan kuno, upacara adat, dan legenda asal mula kampung. Setiap jejak yang ditemukan terasa seperti potongan puzzle sejarah nusantara yang hilang.
Nilai Perjalanan: Bukan Sekadar Tujuan
Yang paling berkesan bukan hanya menemukan “kota hilang” versi kami, tapi proses berinteraksi dengan alam dan budaya.
Kami belajar menghormati kearifan lokal, memahami pentingnya pelestarian, dan sadar bahwa Indonesia masih menyimpan ribuan kisah tersembunyi yang belum terjamah wisatawan.
Tips & Inspirasi untuk Ekspedisi Travel Sejarah
-
Jalin komunikasi dengan warga lokal sebelum berangkat
-
Persiapkan fisik dan logistik lebih matang dibanding perjalanan biasa
-
Bawa catatan & dokumentasi untuk merekam setiap temuan
-
Hargai situs dan adat setempat, jangan mengambil apa pun selain gambar dan cerita
-
Buka mata dan hati—setiap perjalanan bisa mengubah cara pandang kita tentang Indonesia
Indonesia Lebih Luas dari Peta Wisata
Ekspedisi melacak kota hilang bukan sekadar petualangan fisik, tapi juga perjalanan spiritual dan intelektual. Masih banyak ruang putih di peta negeri ini, menunggu untuk dijelajahi oleh jiwa-jiwa penasaran.
Siapa tahu, perjalanan selanjutnya justru kamu yang menemukan potongan sejarah baru?